Selasa, 25 Agustus 2009

pLiiisss deeeh...


Pendet..Reog Ponorogo..Angklung..Batik..sampai Rendang..
Menjadi kata yang begitu sensitif akhir-akhir ini..Aku sempet bener2 nggak habis pikir, kenapa begitu nekat tetangga kita bikin aksi super cuek begitu.. Aku cuma bisa dengar satu alasan bagi mereka, yaitu keterikatan Nusantara dan Rumpun Melayu.

Aku coba pahami ya..

Menurut Literatur-literatur Eropa berbahasa Inggris (lalu diikuti oleh literatur bahasa lain, kecuali Belanda) pada abad ke-19 hingga sekarang sering menyebut wilayah kepulauan antara benua Asia dan Australia yang dihuni oleh cabang ras Mongoloid yang disebut ras Melayu (Malay), menggunakan satu rumpun bahasa yang sama (Austronesia), serta saling berhubungan satu sama lain dengan menggunakan satu corak bahasa Melayu (bahasa Melayu Pasar) sebagai Malay Archipelago ("Kepulauan Melayu").

"Nusantara" pada zaman Majapahit dan Kepulauan Melayu yang merupakan dasar dari konsep (Alam Melayu) adalah dua konsep yang memiliki kesamaan cakupan geografis namun terdapat perbedaan sejarah sehingga dua konsep ini tidak dapat digunakan untuk merujuk hal yang sama.

Konsep "Nusantara" murni berasal dari kebudayaan asli Indonesia (Majapahit). Hal ini terlihat dari kata Nusantara sendiri yang tidak diambil dari bahasa asing (India). Bangsa Indonesia sebagai keturunan asli (bukan pendatang) dari Majapahit memiliki hak mutlak atas terminologi Nusantara. Sebagai pewaris terminologi Nusantara, maka hakikat dari definisi terminologi ini yaitu wilayah negara adalah tetap. Jikalau pada asalnya Nusantara merujuk ke wilayah Majapahit, maka sekarang Nusantara merujuk pada wilayah Indonesia.

Sedangkan konsep Kepulauan Melayu sebenarnya digunakan oleh bangsa asing untuk merujuk wilayah dimana penduduknya menggunakan rumpun bahasa Austronesia. Penggunaan kata Melayu sendiri tidak dimaksudkan untuk merujuk pada suku Melayu, namun lebih kepada karena kata "me-la-yo" yang ditemukan di Jambi merupakan kata tertua pada saat itu. kata "me-la-yo" ini sebenarnya hanya merujuk sebagian kecil wilayah jambi dan tidak memiliki cakupan seluas "Nusantara". Pada perkembangannya sebagian penduduk di Asia Tenggara menyalah artikan kata Kepulauan Melayu sebagai konsep epicentris dimana Melayu (Melayu Malaysia) sebagai pusat peradaban di wilayah Kepulauan Melayu (Austronesia).[rujukan?]

Dari kesalahan arti Kepulauan Melayu, kemudian juga berkembang konsep [ras Melayu]]. Konsep ini jelas merupakan suatu kesalahan karena etnis Melayu merupakan salah satu kelompok etnis, sama seperti Jawa, Sunda, Bali, dll.

Mengingat penyimpangan dari konsep Kepulauan Melayu ini dan juga perbedaan sejarah dari kedua terminologi maka terminologi Nusantara dan Kepulauan Melayu adalah terminologi yang berbeda.

Jadi....
Lebih dari urusan teritorial.. Kebudayaan lahir dari identitas suatu bangsa bukan teritorial.Korelasinya kok aku nggak nemu ya... Lalu kenapa juga Singapura, Brunai bahkan Philipina (dalam cakupan wilayah yg lebih kecil) Nggak ada tuh yg cuek ikut mengidentitaskan diri pada unsur kebudayaan Indonesia atau nusantara lah..
..

Begitu krisis kah kekayaan Budaya tetangga kita yang satu itu..?? maaf untuk teman2 dari negri tetangga..tapi ini sudah sangat berlebihan..

31 komentar:

  1. saya malah seneng punya tetangga malaysia. karena telah mengajari kita bagaimana cara membangun nasionalisme....

    BalasHapus
  2. @Gus
    Bener jg gus.. logam py 2 mata keping

    BalasHapus
  3. lama-lama saya malah kagum sama malaysia, mereka kok sangat care dengan budaya kita ya...

    disini malah nggak dianggep budaya itu, baru setelah diklaim malaysia kebakaran jenggot... hahaha

    BalasHapus
  4. @Suryaden
    Iya ya kang..berarti kt masih py janggut yo hihi

    BalasHapus
  5. klo sy sih melihat bahwa malaysia negara miskin kebudayaan, sampai hrs mengambil budaya org lain untuk kepentingan wisata negrinya :D

    BalasHapus
  6. Kalo Malingsia mengklaim rendang ayo kita tendang
    Kalo Malingsia mengklaim angklung ayo kita tikung
    Kalo Malingsia mengklaim reog karena emang mereja goblog
    Kalo Malingsia mengklaim Batik karena memang mereka picik
    Sekarang Malingsia mengklaim Tari Pendet Mari kita melet (menjulurkan lidah mengejek)

    BalasHapus
  7. He-he-he ...
    Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya.

    Sebaik-baik bangsa adalah yang bisa bermanfaat bagi bangsa lain.

    BalasHapus
  8. Iyaaah semua memang ada hikmahnya ya...:)

    BalasHapus
  9. semoga indonesia bisa benar2 bisa menjaga warisan leluhurnya....^_^

    BalasHapus
  10. mereka itu memang suka ngaku2 yg enak2 saja dan menguntungkan seperti budaya dsb utk tujuan pariwisata....dengan alasan "ini kan budaya melayu, daripada dibawa orang eropa mending dibawa tetangga sendiri yg serumpun"...tapi kalo masalah TKI...mana mau mereka mengakui bahwa kita serumpun....malah nyebut kita "INDON"...dengan kesan mengejek...

    btw salam kenal

    BalasHapus
  11. soal klaim2 beginian, kita sebagai bangsa mawas diri lebih baik daripada banyak debat kusir.

    maksudku gini bro..., kita ini yg kayaknya lemah, kurang tegas , kurang gentle sebagai bangsa yang besar. harusnya sejak dulu sewaktu mereka baru mengklaim 1 karya Kite beri mereka sikap tegas, kalo perlu putuskan hubungan diplomatik. pasti mereka akan mikir untung mengulangi kalim yg kedua dan seterusnya

    secara, klo kita lemah mereka akan anggap kita ini bangsa yg bisa di kibuli dari waktu ke waktu. a.k.a mereka ga takut getoh main klaim sama kita jadinya.

    gimana menurutmu bro...

    BalasHapus
  12. Salam Ziarah untuk semua teman2 di Indonesia..
    Saya kurang jelas dengan perdebatan di sini tapi saya selaku warganegara Malaysia MENGUCAPKAN RIBUAN TERIMA KASIH dengan 'cara persahabatan' dari rakan2 semua..
    Saya CINTAKAN negara saya MALAYSIA seperti mana anda mencintai negara kalian Indonesia, tapi bezanya kita, saya tidak memBURUKkan negara kalian walau JAHAT manapun perlakuan sebilangan orang2 Indonesia di negara saya.

    Justeru itu, saya mohon kemaafan jika kata2 saya bisa menggores hati teman2 semua.
    Semoga kita akan terus jadi sahabat untuk rantau kita.

    SALAM PERSAHABATAN, SALAM PERPADUAN & SALAM RAMADHAN untuk kalian semua..

    BalasHapus
  13. saya juga sangat senang punya tetangga Malaysia.
    kita dong jangan cepat buruk sangka.
    Setahu saya, Malaysia juga punya kebudayaan seperti kita.Batik gitu.semua ada.China juga ada. justru, ngapa mesti kita menghina tetangga serantau yang lain? jangan dong.

    BalasHapus
  14. jalan-jalan ngabuburit ke sini lagi...

    BalasHapus
  15. wah ngerti banget tentang sejarah nih. :)
    kelihatannya bener tuh kata orang-orang, "Malaysia emang Malingsia". Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam hal ini, kalau kita teriak-teriak percuma. nggak ada yang dengar. :)
    salam kenal ya mbak...

    BalasHapus
  16. saya punya pendapat tentang hal ini bro...
    sebenarnya, kita perlu berbangga hati dgn adanya peristiwa ini. Knp sy berkata dmikian krn itu menandakan bhw negara kita ini kaya, dan scr tdk sadar MALAYSIA menunjukkan sendiri ke mata Dunia bahwa mereka itu tidak ada apa-apanya, mereka hanya bisa MENIRU alias TUKANG JIPLAK, MISKIN,KURANG KREATIF DAN BODOH. Knp sy berkata demikian, fakta membuktikan, antara lain :

    1. MENITU !!! alias tukang Jiplak !!!..lihat Bendera mereka menjiplak bendera America..coba anda perhatikan bendera mereka mirip dengan america..kaan ??
    2. MISKIN...ya dong..Batik,Reog Ponorogo,lagu rasa sayang, tari Pendet yang nyata-nyata budaya kita, mereka klaim....Ini menandakan bhw mereka Negara Miskin Budaya.
    3. Kurang Kreatif dan Bodoh !!! jelas dong...lagu Kebangsaan mereka (NEGARAKU) menjiplak dri lagu KERONCONG TERANG BULAN, Lagu ini sama persis dgn lagu kebangsaan mereka. padahal sejarah mencatat..lagu KERONCONG TERANG BULAN sudah direkam di Lokananta solo setahun sebelum Malaysia merdeka...Ini menandakan bahwa meraka kurang kreatif dan Bodoh..Buat lagu sendiri saja tidak bisa..

    sekian
    wassalam

    BalasHapus
  17. ya disisi lain jg emang bansa kt jg yg terlalu silau dgn budaya luar dan bahkan d jdkan standar modern tao keren,n skarang br mulai ribut tenteng budaya kt,terlepas klo malaisa emang maling dan n menunjukan klo malaisa g ad sedikit seganya ma indonesia,akibat dr pemerintah kt yg kurang tegas,jd sebaiknya malaisa d ajak duel ja,

    BalasHapus
  18. bingung mo koment apa, secara individu saya senang berteman dengan orang orang malaysia, namun berkaitan dengan kebangsaan dan kenegaraan, saya juga geram dengan malaysia.

    tidak semua orang malaysia berpikir picik,sebaiknya menanggapi hal ini dengan bijaksana, Sebuah kedaulatan tentu nya memiliki kursi kepemimpinan yang bertanggub jawab, bila kita mau menyalahkan tentunya kita salahkan yang bertanggung jawab. kita tidak bisa menyatakan orang malaysia itu picik semua, masih banyak yang baik, sama hal nya seperti kita juga.


    Nah, khusus buat pemerintah kita, Ambil sikap tegas dunk, jangan sampai kami yang bersebelahan Pulau dengan Malaysia Angkat senjata.


    Selamat Menjalankan ibadah puasa buat seluruh umat muslim tanpa terkecuali

    BalasHapus
  19. Wah mantap tuh datanya... detil banget..!!
    Semua kejadian memang ada hikmahnya dan semoga kita Bangsa Indonesia makin terlecut jiwa nasionalisme-nya...

    BalasHapus
  20. malaysia, negeri subtitle DVD bajakan...

    BalasHapus
  21. eTha gag bi5a angkat 5uara tuk yang 5atu inihhh :( muup :(

    BalasHapus
  22. iya tuh bener sampe di claim banyak banget.. bahkan sampe lagu saykoji juga di contek..

    dan kemaren ada kabar tuh katanya gempa juga di claim milik malaysia juga tuh.. :D

    BalasHapus
  23. salam sobat
    semoga kita lebih mencintai budaya tradisional yang diwariskan nenek moyang kita,,,jangan sampai kehilangan lagi budaya leluhur kita.

    selamat menunaikan ibadah puasa.
    bagaimana kabar kotaku YOGYAKARTA mba?

    BalasHapus
  24. waduuh..aku baru tau niih bisa dibilang asal mula indo dan jiran..rinci banget

    BalasHapus
  25. Anehnya kita sebagai bangsa Indonesia kenapa selalu baru nyadar betapa berharganya apa yang kita miliki ketika ada yang berusaha merebut milik kita itu dari kita. Jika Malaysia yang kita anggap tak beradab itu saja mau menghargai kekayaan kita seharusnya pula kita bisa memberi nilai pada milik kita itu karena kitalah yang sejatinya pewaris nusantara yang gemah ripah loh jinawi ini dan jangan pula kita menghancurkan apa yang diwariskan pada kita itu karena sesungguhnya kita pun harus mewariskannya pada yang kemudian dari para pewaris nusantara ini .... tapi ada juga tuh budaya kita yang tak pernah diklaim miliki negeri tetangga kita itu, seperti budaya korupsi (korupsi kok ya jadi budaya, ya...?) Intinya, rumput tetangga memang lebih hijau tapi we can't lose what we never had, jadi Malaysia selamanya takkan dapat memiliki apa yang bukan merupakan milik mereka bila kita sebagai sang empunya sungguh-sungguh mencintai apa yang kita miliki ini ....

    BalasHapus
  26. endonesa oo endonesa..

    mba.. kedatangan saiia adalah perintah award... silahkan :) dan terimakasih :)

    BalasHapus
  27. yang penting kita harus pandai pandai mengambil hikmahnya

    BalasHapus

mariiiiiiiii